Tuesday, January 22, 2013

3 Jenis Laporan Keuangan Yang Wajib Diketahui Oleh Pengusaha


Pernah membaca satu set Laporan Keuangan lalu pusing lantaran tidak tahu apa arti semua itu? Maaf, saya harus mengatakan bahwa: suka/tidak seorang pengusaha harus bisa membaca dan memahami isi Laporan Keuangan. Laporan Keuangan menyediakan berbagai informasi penting yang dapat digunakan untuk membuat perusahaan atau bisnis menjadi lebih menguntungkan. Pusing membaca laporan keuangan tapi ingin tahu bagaimana cara memanfaatkan informasi yang terkandung di dalamnya untuk memajukan bisnis anda?
Kalau jawabannya IYA, anda tidak sendirian. Banyak pemilik usaha yang kesulitan memahami isi Laporan Keuangan. Bukan karena mereka kurang cerdas, tetapi karena bahasa Akuntansi memang tergolong teknis dan spesifik. Itu sebabnya mengapa mencoba belajar membaca, benar-benar memahami, dan memanfaatkan isi Laporan Keuangan menjadi tantangan tersendiri bagi siapa saja yang tidak memiliki latar belakang pendidikan Akuntansi dan Keuangan.
Akuntansi adalah bahasa universal bisnis. Dalam arti sederhana, akuntansi adalah proses pencatatan apa yang terjadi dalam bisnis sehari-hari. Fungsi ini, mungkin nampak tak terlalu penting (hanya proses memasukan angka-angka ke dalam buku catatan (atau sistem akuntansi di komputer)), setidaknya begitulah pandangan umum.
Fungsi akuntansi yang sesungguhnya bukan sekedar merekam atau mencatat angka rupiah dari suatu transaksi ke dalam buku catatan, melainkan sekaligus merekam makna ekonomi yaitu: mengkategorikan transaksi-transaksi tersebut dengan cara tertentu sehingga dapat menghasilkan informasi yang berguna nantinya untuk pengambilan keputusan dan perencanaan bisnis.
Saya suka mengatakan bahwa: Laporan Keuangan anda sesungguhnya menceritakan menceritakan kisah perjalanan bisnis anda dalam wujud angka (bukan kata-kata.)
Setelah masuk menggunakan kategori pada bagan akun (chart account), data akuntansi diringkas ke dalam format standar, yang dipecah menjadi tiga jenis Laporan Keuangan yang berbeda, yaitu:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
Coba  kita lihat lebih dekat tiga jenis laporan keuangan ini, dan menganalisis kisah yang disajikan oleh masing-masing laporan ini.

1. Neraca

Neraca juga disebut sebagai “Pernyataan Posisi Keuangan,” artinya: bagaimana posisi keuangan perusahaan anda ‘pada saat tertentu’ (katakanlah per 30 Juni, atau 31 Desember). Secara harfiah, pernyataan ini menunjukan posisi keuangan pada saat tertentu (snapshot), mengenai:
  • Apa yang dimiliki oleh perusahaan anda (Aset/Asset)
  • Berapa kewaiban perusahaan terhadap pihak lain (Hutang/Liability)
  • Berapa besarnya modal yang terkumpul (Modal/Shareholder’s Equity)
Selama satu periode tertentu (sebulan/1 kwartal/1 semester/1 tahun) berbagai transaksi dicatat, dampak dari setiap transaksi atas aset dan kewajiban bisnis juga dicatat. Sebagai contoh, ketika anda membuat penjualan tunai, anda tidak hanya pendapatan merekam pendapatan, tapi juga merekam peningkatan nilai asset, yaitu: saldo kas anda. Ketika mengeluarkan biaya, anda tidak hanya mencatat jumlah beban, tetapi juga mencatat penurunan nilai uang tunai anda. Inilah sebabnya mengapa disebut Akuntansi “double entry”!
Perbedaan antara aset dan kewajiban perusahaan merupakan nilai buku ekuitas pemilik dalam bisnis. Dalam korporasi, ini disebut sebagai ekuitas pemegang saham. Neraca digunakan terutama untuk membantu kita memahami kekuatan keuangan bisnis. Perubahan dalam akun-akun neraca dari waktu ke waktu membantu kita memahami tren penting dalam bisnis juga.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi juga dapat disebut sebagai pernyataan (statement) itu sebabanya orang asing sering menyebutnya ‘Income Statement’. Laporan ini bercerita tentang apa yang benar-benar dicapai oleh bisnis anda selama ‘periode waktu’ tertentu (misalnya: 1 s/d 30 Juni 2011) yang mencakup “Pernyataan Aktivitas.”.
Hal itu dilakukan dengan cara meringkas hasil ekonomi dari semua transaksi yang terjadi selama periode waktu itu, dan menunjukan apakah anda memeperoleh atau kehilangan uang akibat dari kegiatan operasional perusahaan anda selama periode tersebut.
Anda dapat belajar banyak tentang bisnis anda dari menganalisis Laporan Laba Rugi. Mengetahui apakah anda mendatangkan uang atau kehilangan uang saja tidak cukup. Laporan atau pernyataan ini juga dapat digunakan untuk memahami dimana persisnya uang anda berputar setiap bulannya. Dan yang terpenting: apakah digunakan secara efisien atau tidak?
Lebih jauh lagi. Anda dapat membandingkan kategori pengeluaran dan pendapatan yang berbeda-beda dalam presentase dari bulan-ke-bulan. Anda juga bisa melihat: Penjualan, harga pokok penjualan, dan tren belanja. Anda bisa memperoleh ide yang melimpah dari setiap perubahan yang anda butuhkan untuk membuat perusahaan anda menjadi lebih menguntungkan. Tren negatif pada laporan laba rugi adalah penting untuk menyelidiki apa yang terjadi sesungguhnya, dimana inefisiensi terjadi—bukan untuk mengabaikannya.

3. Pernyataan Arus Kas

Terakhir, adalah Laporan Arus Kas. Banyak perusahaan tidak peduli dengan laporan yang satu ini, padahal laporan ini bisa dibilang luar biasa penting untuk diperhatikan.
Laporan Arus Kas menjelaskan perubahan yang terjadi dalam saldo Kas anda dari awal sampai akhir periode, yaitu dengan memecah aktivitas bisnis anda ke dalam tiga bagian:
  • Arus (aliran) kas dari kegiatan operasional perusahaan
  • Arus (aliran) kas dari kegiatan investasi (misalnya, dana yang digunakan untuk membeli aset untuk menjalankan bisnis)
  • Arus (aliran) kas dari aktivitas pendanaan (seperti dana pinjaman atau pengembalian pinjaman)
Mengetahui ‘kemana perginya dan dari mana datangnya’ uang anda setiap bulan sangatlah penting, apapun jenis bisnis yang anda jalankan. Dan Laporan Arus Kas menyajikannya dengan sangat baik dan jelas.
Memahami kisah perjalanan bisnis anda seperti yang diceritakan melalui Laporan Keuangan anda, adalah alat yang ampuh untuk sukses berbisnis. Begitu anda memahami isinya dengan baik,  anda akan mulai merasakan manfaat kehadirannya. Dan saat itu saya jamin anda tidak akan menyesal pernah meluangkan waktu untuk sekedar membaca dan memahami isi Laporan Keuangan perusahaan anda. Kedepannya, anda bahkan berpikir tidak akan bisa menjalankan usaha tanpa melihat Laporan Keuangan. Tidak percaya? Silahkan coba dan buktikan.

Monday, January 21, 2013

Pengawasan


   Pengendalian atau Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variable ( manusia, peralatan, mesin, organisasi ) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran manajemen. Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu :

(a) penetapan standar pelaksanaan
(b) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
(c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
(d) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan.
(e) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.


Fungsi Pengawasan:
Yaitu suatu proses untuk menetapkan pekerjaan yang sudah dilakukan, menilai dan mengoreksi agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula.
TAHAPAN-TAHAPAN PROSES PENGAWASAN
1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang  digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum, yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu


2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.


3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan l
laporan, metode, pengujian, dan sampel.


4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya
mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan
bagai manajer.


5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada
perbaikan dalam pelaksanaan.


BENTUK-BENTUK PENGAWASAN
1. Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
2. Pengawasan Concurrent (concurrent control)
3. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)


METODE-METODE PENGAWASAN
Metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian; pengawasan non-kuantitatif dan pengawasan kuantitatif


a. Pengawasan Non-kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering  digunakan adalah:
1) Pengamatan (pengendalian dengan observasi)..
2) Inspeksi teratur dan langsung..
3) Laporan lisan dan tertulis, dll


b. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah:
1) Anggaran
- anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas
- anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-base
budgeting ( ZBB ), dan human resource accounting ( HRA )
2) Audit
- Internal Audit
Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab
mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar
mengenai kegiatan mereka.


Sumber referensi :

Rencana Pengembangan Usaha


Tujuan pertama suatu perusahaan mengembangkan usaha dan produk adalah untuk kepastian mendapatkan pertumbuhan penjualan dan laba masa datang. Akibat dari kemajuan teknologi, perubahan kebutuhan dan pilihan pelanggan dan persaingan global yang semakin tajam, maka terjadi kecenderungan bahwa umur produk semakin pendek. Oleh karena itu mengalirnya produk baru ke pasar serta mengembangkan usaha termasuk ke luar negeri adalah esensial bagi perusahaan.
Kategori produk baru serta mengapa dilakukan pengembangn usaha, adalah :
      1)    Benar – benar baru
Adalah produk yang benar-benar hasil inovasi dan baru bagi perusahaan serta menciptakan pasar yang benar-benar baru.
2)    Lini produk baru
Adalah produk yang bagi perusahaan tetapi tidak bagi pasar karena sudah ada produk serupa di pasar.
3)    Tambahan untuk lini produk yang sudah ada
Merupakan tambahan atau supplement item atau varian dari produk-produk lini dari suatu perusahaan yang ada. Produk ini dapat merupakan agak baru bagi perusahaan maupun bagi pelanggan dari produk yang sudah ada. Atau juga dalam upaya untuk memperluas segmen pasar dari produk yang ada.
4)    Perbaikan atau revisi dari produk yang ada
Jenis produk baru yang merupakan perbaikan atau memperbaiki kinerja sehingga memeprbaiki kinerjanya sehingga memperbaiki persepsi pelanggan, dari produk lamanya. Lebih merupakan hal baru bagi perusahaan termasuk akibat dari generasi teknologi baru bagi suatu produk, dan biasanya di persepsi sama dengan produk lama yang digantinya.
5)    Reposisi
Adalah produk lama yang ditargetkan untuk aplikasi baru dan segmen pasar baru.
6)    Penurunan biaya
Merupakan modifikasi produk dengan kinerja yang sama tetapi dengan biaya yang lebih rendah.
                  Dalam memperkenalkan produk baru dan mengembangkan usaha harus dapat meyakinkan pembeli bahwa produk itu lebih baik dan memberi keuntungan lebih pada produk pesaingnya.
                  Mengembangkan usaha adalah bagian dari rencana pemasaran (marketing plan) oleh karena itu seorang wirausaha harus mampu membuat marketing plan.
                  Marketing plan memuat hal-hal sebagai berikut :
1)    Analisa Situasi
Wirausaha harus menganalisa keadaan internal dan eksternal perusahaannya. Keadaan internal meliputi gambaran penjualan tahun terakhir serta analisis jumlah yang diperoleh, analisis sumber daya manusia dan sumber daya lainya yang ada dalam perusahaan. Mengenai keadaan ekstrnal perlu diperhatikan keadaan makro yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Analisis makro meliputi keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Analisis internal dan eksternal tersebut dilengkapi dengan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala yang mempengaruhi kehidupan perusahaan.
2)    Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran perusahaan tentu beraneka ragam sesuai dengan kepentingan perusahaan masing-masing. Sebagai contoh tujuan pemasaran adalah mempertahankan posisi perusahaan sebagai market leader, atau memperluas penguatan market share sampai dengan 30 %.
3)    Strategi Inti (Core Strategi)
Strategi inti merupakan alternatif strategi yang terpilih decision making. Untuk menghasilkan strategi inti ini membutuhkan pemikiran mendalam didukung oleh data dan fakta sehingga dirumuskan secara tajam.
4)    Jadwal Pelaksanaan (Action Plan)
Jadwal pelaksanaan lebih banyak, sebab disini strategi inti di elaborasi lebih rinci. Jika strategi inti yang ingin dilaksanakan berupa pengembangan produk, maka harus dijabarkan model, bahan, mutu, kemasan dan sebagainya.
Action plan harus menjawab beberapa pertanyaan :
What, apa tugas yang harus dilakukan
Who, siapa orang yang harus bertugas dan bertanggung jawab
When, kapan pekerjaan harus dilaksanakan dan harus selesai
Where, Jika diperlukan dimana percobaan pasar akan dilakukan
How, bagaimana cara melaksanakan tugas tersebut.
Semua kegiatan tersebut bertitik tolak dari strategi inti yang telah ditetapkan.
5)    Anggaran Pemasara (Marketing Budget)
Di dalam anggaran pemasaran dengan jelas harus dinyatakan besar biaya yang diperlukan jenis kegiatan pemasaran untuk berbagai teknik promosi, melakukan riset pemasaran dan sebagainya jika diperlukan, rincian biaya disusun untuk masing-masing item produksi.
6)    Control (Control)
Untuk semua implementasi marketing plan harus dilakukan pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan membaca laporan-laporan tertulis dari pelaksanaan ataupun hasil observasi. Jika terjadi penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan, maka harus segera diambil tindakan perbaikan. (*)
Sumber referensi :

Rencana Sumber Daya Manusia


PENGERTIAN PERENCANAAN SDM
         Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa:
“Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi”.
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya kebutuhan akan sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya.

1. Kepentingan Perencanaan SDM
Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia (SDM), yaitu:
      1.Kepentingan Individu.
      2.Kepentingan Organisasi.
      3.Kepentingan Nasional.

2. Komponen-komponen Perencanaan SDM
Terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan SDM, 
yaitu:
Tujuan 
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.

3. Proses perencanaan SDM
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM ini memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola.
Prosedur perencanaan SDM
-Menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan.
-Mengumpulkan data dan informasi tentang SDM.
-Mengelompokkan data dan informasi serta menganalisisnya.
-Menetapkan beberapa alternative.
-Memilih yang terbaik dari alternative yang ada menjadi rencana.
-Menginformasikan rencana kepada para karyawan untuk direalisasikan.
Terdapat beberapa syarat untuk membuat sebuah perencanaan SDM yang baik, yakni
  1. Harus mengetahui secara jelas masalah yang direncanakannya.
  2. Harus mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM dalam organisasi tersebut secara lengkap.
  3. Mempunyai pengalaman luas tentang analisis pekerjaan (job analysis), kondisi organisasi, dan persediaan SDM.
  4. Harus mampu membaca situasi SDM saat ini dan masa mendatang.
  5. Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
  6. Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan pemerintah, khususnya yang menyangkut tenaga kerja.
Kendala-kendala PSDM

1. Standar kemampuan SDM
Standar kemampuan SDM yang pasti belum ada, akibatnya informasi kemampuan SDM hanya berdasarkan ramalan-ramalan (prediksi) saja yang sifatnya subjektif. Hal ini menjadi kendala yang serius dalam PSDM untuk menghitung potensi SDM secara pasti. 

2. Manusia (SDM) Mahluk Hidup
Manusia sebagai mahluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya seperti mesin. Hal ini menjadi kendala PSDM, karena itu sulit memperhitungkan segala sesuatunya dalam rencana. Misalnya, ia mampu tapi kurang mau melepaskan kemampuannya.

3. Situasi SDM
Persediaan, mutu, dan penyebaran penduduk yang kurang mendukung kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini menjadi kendala proses PSDM yang baik dan benar. 

4. Kebijaksanaan Perburuhan Pemerintah
Kebijaksanaan perburuhan pemerintah, seperti kompensasi, jenis kelamin, WNA, dan kendala lain dalam PSDM untuk membuat rencana yang baik dan tepat.

Sumber Referensi :

Rencana Keuangan


    Perencanaan keuangan (Financial Planning) adalah sebuah proses dimana seorang individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialnya melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah rencana keuangan (financial plan) yang komprehensif.
 Apabila melihat definisi diatas, maka perencanaan keuangan itu secara konsep merupakan suatu aktifitas yang terdiri dari beberapa elemen. Artinya, kalau seseorang bisa dengan bangga menyatakan “Yes, I am doing financial planning now”, maka dia harus punya beberapa hal berikut:
  • Harus ada tujuan-tujuan financial yang mau dicapai,
  • Harus ada jangka waktu atau periode untuk memenuhi tujuan tersebut,
  • Harus ada action plan yang jelas dan praktis untuk dilakukan,
  • Harus ada sumber daya yang bisa digunakan untuk menjalankan action plan.
  • Harus ada sejumlah faktor resiko yang terkait dengan pilihan sumber daya.
Jika ternyata ada satu elemen saja yang hilang, maka konsep perencanaan keuangan itu sudah tidak ada alias bubar. Sering kami cermati individu-individu yang kerap mengaku punya rencana keuangan, tetapi tidak bisa menyebutkan tujuan finansialnya secara pasti. Atau  ada juga yang punya tujuan-tujuan financial tetapi tidak memiliki action plan yang jelas untuk mencapai tujuannya tersebut.
 Selain itu, perencanaan keuangan adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti alias selalu berkelanjutan. Hidup itu ibarat roda yang terus berputar demikian juga proses perencanaan keuangan. Hal ini dikarenakan keadaan keuangan seseorang atau sebuah keluarga akan selalu berubah-ubah sejalan dengan perubahan kebutuhan keuangan, keadaan ekonomi, dan tahapan kehidupan.
 Apa itu Rencana Keuangan?
Perencanaan keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan (financial plan) yang jelas  dan memudahkan si pemilik rencana untuk mencapai tujuan finansialnya. Rencana keuangan ini ibarat sebuah peta blueprint yang dapat menunjukkan kemana arah kondisi keuangan individu atau keluarga akan berjalan. Sebuah rencana keuangan yang komprehensif dan lengkap haruslah terdiri dari empat bagian berikut:
  1. Manajemen kekayaan (wealth management),
  2. Perencanaan asuransi (risk and insurance planning),
  3. Perencanaan pensiun (pension planning),
  4. Perencanaan pengalihan harta bawaan (pension planning).
Perencanaan keuangan : aspek penting atas operasi perusahaan karena menyediakan peta jalan untuk mengarahkan, mengoordinasi, & mengendalikan tindakan2 perusahaan untuk mencapai tujuan2-nya.
  • Dua aspek penting proses perencanaan keuangan:
1.  Perencanaan kas: penyiapan anggaran kas.
2. Perencanaan  keuntungan: penyiapan laporan2 pro forma.
Proses perencanaan keuangan: perencanaan keuangan jangka panjang (strategis).
  • Perencanaan jangka panjang digunakan sebagai formulasi pedoman perencanaan & anggaran jangka pendek atau operasi.
§  Rencana2 & anggaran2 jangka pendek mengimplementasikan tujuan2 strategis jangka panjang
  • Perencanaan jangka panjang: tindakan2 & antisipasi keuangan yang direncanakan perusahaan yang berpengaruh atas tindakan2 tsb. selama periode 2 – 10 tahun.
Perencanan jangka panjang mempertimbang-kan usulan pengeluaran untuk aset2 tetap, aktivitas2 R&D, tindakan2 pengembangan pemasaran & produk, struktur modal, & sumber2 pembelanjaan utama
  • Perencanaan2 keuangan jangka pendek menspesifikkan tindakan2 keuangan jangka pendek & antisipasi dampak tindakan2 ini (1-2 tahun).
  • Input kunci: taksiran penjualan & berbagai bentuk data operasi & keuangan.
  • Output kunci: jumlah anggaran operasi, anggaran kas, & laporan keuangan pro forma.
Sumber Referensi :

Rencana Pemasaran


     Dalam kondisi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan tingkat persaingan dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Upaya pemasaran produk merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi bisnis, termasuk agribisnis. Kegiatan pemasaran dapat menjadi sumber kegagalan perusahaan dan atau menjadi tempat pemborosan jika tidak direncanakan dengan baik. Banyak pengusaha agribisnis, terutama yang berskala menengah ke bawah sering kali mengalami kesulitan dalam menyusun Program Pemasaran secara formal, sehingga produk yang dihasilkan tidak mampu mencapai pasar sasarannya. Dengan demikian, pada edisi kedelapan Majalah Komoditas ini, dipaparkan “Teknik Menyusun Suatu Rencana Pemasaran”
Suatu rencana pemasaran pada umumnya berisi delapan bagian, yakni : Ringkasan Eksekutif; Analisis Situasi; Analisis SWOT dan Analisis Masalah; Sasaran Pemasaran; Strategi Pemasaran; Program Aksi; Proyeksi Rugi Laba; dan Pengawasan (Kotler, 1994).

1.  Ringkasan Eksekutif. Ringkasan eksekutif tersebut merupakan ikhtisar dari seluruh rencana pemasaran yang telah dibuat, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai hal-hal pokok isi rencana pemasaran tersebut.
2. Analisis Situasi. Menyajikan data dan informasi mengenai situasi pemasaran, yang meliputi :
a.  Situasi Pasar. Data dan informasi mengenai besar dan pertumbuhan pasar selama beberapa tahun dan kecenderungannya pada beberapa tahun mendatang, serta kecenderungan perubahan persepsi dan perilaku konsumen.
b.  Situasi Produk. Data perkembangan penjualan, tingkat harga, marjin kontribusi, dan keuntungan.
c. Situasi Persaingan. Data pesaing menyangkut, kapsitas, pangsa pasar, tujuan dan strategi, mutu produk, dan berbagai karakteristik pesaing yang relevan.
d.  Situasi Distribusi. Jenis, jumlah, wilayah dan peranan saluran distribusi (mis. sumber informasi, sarana promosi, berusaha menambah pembeli, melakukan penyesuaian, melakukan negosiasi harga dan cara pembayaran, melakukan distribusi fisik saja, melakukan pembiayaan distribusi, dan atau turut menanggung resiko.

3Analisis SWOT dan Analisis Masalah. Melakukan identifikasi dan analisis terhadap peluang dan ancaman yang mungkin dihadapi oleh perusahaan sebagai hasil intraksi lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Pengaruh hasil intraksi lingkungan internal perusahaan juga perlu diidentifikasi dan dianalisis berupa kekuatan dan kelemahan.

4.  Sasaran. Mendefinisikan sasaran (tujuan) yang ingin dicapai, baik sasaran keuangan maupun sasaran pemasaran. Sasaran keuangan antara lain adalah ROI, Arus kas, dan keuntungan. Sasaran pemasaran antara lain adalah target dan pertumbuhan penjualan, pangsa pasar, jangkauan pemasaran, jumlah saluran distribusi, tingkat harga, dll.

5.  Strategi Pemasaran. Strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan SWOT dan sasaran yang ingin dicapai, dan penetapannya terutama didasarkan pada pertimbangan biaya dan manfaat, serta kemampuan sumberdaya untuk melaksanakannya.

6. Program Aksi. Berisi rincian setaip unsur dari strategi pemasaran yang telah disusun, terutama untuk menjawab apa yang akan dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan, dan berapa biayanya?.

7. Proyeksi Rugi Laba. Menyusun anggaran dan proyeksi rugi laba dari rencana pemasaran yang akan dilakukan.

8. Pengendalian. Menyusun rencana evaluasi dan monitoring secara berkala mengenai pelaksanaan rencana, sehingga penyimpangan dalam pelaksanaan dapat segera dilakukan pengendalian.
Rencana pemasaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga criteria tertentu terpenuhi. 

Beberapa karakteristik yang harus ada pada rencana pemasaran efektif adalah:
1.  Rencana pemasaran hendaknya memberikan strategi untuk mencapai tujuan atau misi perusahaan.
2.  Rencana pemasaran hendaknya didasarkan pada fakta dan asumsi valid
3.  Rencana pemasaran hendaknya memungkinkan penggunaan sumberdaya yang ada. Alokasi semua peralatan, sumber daya financial dan sumber daya manusia harus diuraikan.
4.  Organisasi yang tepat harus diuraikan untuk mengimplemntasikan rencana pemasaran.
5.  Rencana pemasaran harus memberikan kesinambungan sehingga tiap rencana pemasaran tahunan yang dibuat berdasar hal tersebut bisa memenuhi tujuan dan sasaran dalam jangka panjang.
6.  Rencana pemasaran hendaknya singkat dan simple.
7.  Keberhasilan rencana pemasaran tergantung pada fleksibilitas. Perubahan rencana bisa dilakukan dengan melihat perubahan lingkungan.
8.  Rencana pemasaran hendaknya menspesifikasikan criteria kinerja yang akan dimonitor dan dikendalikan.

Adapun langkah-langkah dalam pembuatan rencana pemasaran adalah:
1.      Mendefinisikan situasi bisnis
2.      Mendefinisikan segmen pasar / peluang dan ancaman
3.      Kekuatan dan kelemahan
4.      Penetapan tujuan dan sasaran
5.      Mendefinisikan strategi pemasaran dan usaha yang dilakukan
6.      Perencanaan tanggung jawab implementasi
7.      Penganggaran strategi pemasaran
8.      Memonitor usaha pemasaran
Sumber Referensi :
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/01/25/teknik-menyusun-rencana-pemasaran/

Rencana Produksi


         Rencana produksi adalah bagian dari rencana bisnis jangka menengah Anda yang merupakan tanggung jawab bagian manufaktur / operasional Anda untuk dikembangkan. Rencana tersebut menyatakan dalam istilah umum jumlah hasil produksi yang menjadi tanggung jawab bagian manufaktur untuk dibuat pada setiap periode sesuai perencanaan.
Hasil produksi biasanya dinyatakan dalam istilah peso atau unit ukuran lain (misalnya ton, liter, kg.) atau unit produk agregat (ini mengacu pada rata-rata tertimbang semua produk dalam perusahaan Anda). Rencana produksi adalah otorisasi dari bagian manufaktur Anda untuk memproduksi barang-barang dengan laju yang konsisten dengan rencana korporasi perusahaan Anda secara menyeluruh.
      Rencana produksi ini perlu diterjemahkan kedalam jadwal produksi induk agar dapat menjadwal semua barang untuk penyelesaian pada waktunya, menurut berbagai tanggal pengiriman yang dijanjikan; untuk menghindari kelebihan muatan atau kekurangan muatan dari fasilitas produksi; sehingga kapasitas produksi dimanfaatkan secara efisien dan berdampak pada biaya produksi yang rendah.
Mengapa penting untuk memiliki rencana produksi yang dikembangkan dengan cermat?
Perencanaan produksi merupakan salah satu fungsi perencanaan yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Adalah kegiatan perencanaan jangka menengah yang mengikuti perencanaan jangka panjang dalam P/OM seperti perencanaan proses dan perencanaan kapasitas strategis. Perusahaan perlu mempunyai perencanaan agregat atau strategi perencanaan produksi untuk memastikan bahwa kapasitas yang cukup telah tersedia untuk memenuhi perkiraan permintaan dan menetapkan rencana terbaik untuk memenuhi permintaan ini.
Rencana produksi yang telah dikembangkan dengan cermat akan memungkinkan perusahaan Anda memenuhi tujuan sebagai berikut:
•  Meminimalkan biaya / memaksimalkan laba
•  Memaksimalkan layanan nasabah
•  Meminimalkan investasi inventaris
•  Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi
•  Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja
•  Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan perlengkapan

Bagaimana rencana produksi dipersiapkandisiapkan?

Kegiatan 1 Penentuan Kebutuhan
Kegiatan 1 dalam Perencanaan Produksi adalah penentuan kebutuhan untuk perencanaan masa depan. Perkiraan permintaan memainkan peranan yang penting dalam pelaksanaan ketiga tugas ini. Oleh karena itu para manajer perlu sadar akan berbagai faktor yang akan mempengaruhi ketepatan dari ramalan permintaan dan penjualan.
Terdapat sejumlah faktor perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkat permintaan untuk produk perusahaan. Segala faktor intern ini mencakup usaha pemasaran perusahaan; rancangan produk itu sendiri; segala strategi untuk meningkatkan layanan nasabah; dan kualitas serta harga produk.
Ada juga sejumlah faktor ekstern atau faktor lokasi pasar yang secara signifikan mempengaruhi permintaan seperti tingkat persaingan atau kemungkinan reaksi pesaing terhadap strategi bisnis perusahaan; persepsi nasabah tentang produk dan tingkah laku nasabah yang dipengaruhi oleh profil sosio-demografis. Akhirnya, ada sembarang faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan permintaan ramalan seperti kondisi ekonomi secara menyeluruh dan munculnya siklus bisnis.
Kegiatan 2 Bagaimana Memenuhi Kebutuhan
Kegiatan utama berikutnya meliputi pengenalan berbagai alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi perkiraan produksi serta segala kendala dan biaya yang terlibat. Khususnya, kegiatan ini meliputi tugas-tugas sebagai berikut:
Begitu rencana paling tepat telah terpilih, maka perusahaan akan menegevaluasi rencana tersebut dan nantinya menyelesaikan pelaksanaannya. Untuk maksud proses perencanaan yang efisien dan efektif, maka direkomendasikan pembentukan tim perencanaan produksi yang terdiri dari para manajer dari bagian manufaktur, pemasaran, pembelian dan keuangan.
Masukan apa saja yang ada untuk proses perencanaan produksi?
Agar dapat melaksanakan proses perencanaan agregat, informasi berikut perlu tersedia bagi tim perencanaan produksi ini. Data ini mencakup hal-hal sebagai berikut:
•  Informasi bahan / pembelian
•  Informasi operasional / manufaktur
•  Rancangan teknik / proses
•  Informasi penjualan, pemasaran dan distribusi
•  Informasi keuangan dan akuntansi
•  Informasi sumber daya manusia

Jenis Produk Konsumen
Produk konsumen dibagi menjadi 4 kelompok dimana setiap jenis berdasarkan cara orang membeli produk.

1. Convenience product adalah produk yang dibutuhkan konsumen tapi tidak menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk berbelanja.produknya sering dibeli, sedikit pelayanan dan penjualan, tidak mahal, dan mungkin dibeli karena kebiasaan. Convenience product bisa berupa produk pokok, produk yang dibeli tanpa perencanaan, dan produk mendesak.

2. Shopping product adalah produk yang menurut konsumen sebanding dengan waktu dan usaha yang dilakukan bila dibandingkan dengan produk saingan lainnya. dibagi menjadi 2 berdasarkan perbandingan konsumen: (1) homogenous (terlihat sama dan ingin mendapat harga paling rendah), (2) heterogenous (terlihat berbeda dan memperhitungkan kualitas dan kecocokan).

3. Specialty product adalah produk yang sangat diinginkan konsumen dan membutuhkan usaha untuk menemukannya.

4. Unsought prducut adalah produk dimana konsumen belum ingin atau tahu apakan mereka bisa membelinya. Ada 2 jenis unsought products: (1) new unsought product(menawarkan pemikiran baru yang belum diketahui konsumen, (2) regularly unsought product (mungkin dibutuhkan, tapi konsumen tidak termotifasi untuk memenuhinya).

Sumber referensi :
http://belajar-management.blogspot.com/2010/02/perencanaan-produk-barang-dan-jasa.html

Kepemimpinan Usaha

Wirausaha harus memikul berbagai peranan, tugas, dan tanggun jawab, tetapi tidak ada yang lebih penting daripada peranan pemimpin. Jadi, kepemimpinan (leadership) adalah proses mempengaruhi dan memberikan semangat kepada orang lain untuk bekerja dalam mencapai suatu tujuan umum dan kemudian memberikan mereka kekuatan dan kebebasan dalam pencapaiannya.
             
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam kepemimpinan wirausaha, antara lain:
1. Pemimpin yang baik harus mampu memengaruhi orang lain dengan memberikan teladan, member pandangan masa depan, melakukan bimbingan atau konsultasi dan member motivasi.


2. Seorang pemimpin usaha, selain harus pandai memotivasi karyawan juga harus pandai membangun system yang mendorong karyawan untuk terus-menerus mau bekerja keras demi tercapainya tujuan perusahaan.


3. Seorang wirausahawan harus terus-menerus mengasah kemampuan kepemimpinannya agar mampu mengelola dan mengembangkan bisnisnya, melalui pemanfaatan waktu dan tenaga orang lain.


4. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan, sehingga para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kapada karyawan atau seorang karyawan yang diangkat menjadi pemimpin pada posisi tertentu yang bisa saja mewakili dan bertindak atas nama dia.
Banyak pendekatan, perspektif, dan definisi untuk menjelaskan bagaimana sesorang dikatakan sebagai pemimpin dan memiliki jiwa kepemimpinan. Pemimpin bukan orang yang dicintai-dikagumi, pemimpin itu nyata, pemimpin mempunyai pengikut dan pemimpin bukan jabatan.
Berikut hal-hal yang dapat dilakukan oleh sesorang pemimpin dalam pendekatan perilaku pemimpin efektif:
=> Menciptakan suatu tatanan dan keyakinan bagi para karyawan dan dengan bergairah mengejarnya.
=> Menghargai dan mendukung para karyawan.
=> Memberikan contoh kepada para karyawan.
=> Mengupayakan agar para karyawan selalu fokus pada tujuan yang menantang dan terus mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan tersebut.
=> Menyediakan sumber daya ysng dibutuhkan para karyawan untuk mencapai tujuan mereka.
=> Berkomunikasi dengan para karyawan.
=> Menghargai keragaman para karyawan.
=> Merayakan keberhasilan para pekerja.
=> Mendorong kreativitas di antara para pekerja.
=> Mempertahankan selera humor.
=> Menatap terus masa depan.


sumber   :     http://6109017elissa.blog.mercubuana.ac.id/2011/06/30/kepemimpinan-usaha/

Organisasi Usaha

1. Pengertian
Organisasi usaha adalah suatu bentuk kerjasama antara sekelompok orang yang mempunyai tujuan sama dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.


2. Tujuan dan Sasaran Usaha
a. Tujuannya adalah menyatukan pendapat dan langkah kerja dalam bekerja agar efektif dan efisien dalam mencapai sasaran usaha.
b. Sasaran usaha ialah mendapatkan keuntungan/laba baik sendiri maupun bersama-sama.




3. Menetapkan Bentuk Badan Usaha
a. Pengertian Badan Usaha
Adalah suatu bentuk organisasi usaha yang bekerja untuk mendapatkan keuntungan.
b. Bentuk-bentuk Badan Usaha
1. Perusahaan Perseorangan adalah bentuk usaha yang masih sederhana dengan modal terbatas serta dilakukan secara sendiri/perseorangan.
2. Perseroan Terbatas ialah perseroan yang memperoleh modalnya dengan menjual/mengeluarkan saham (sero) dimana setiap orang dapat memiliki satu atau lebih serta bertanggungjawab sebesar modal yang diserahkan.
3. Persekutuan Comanditier (cv) adalah perkumpulan beberapa orang yang mengikatkan diri untuk menyerahkan modal ke dalam perusahaan yang dijalankan oleh satu atau beberapa orang anggota dengan nama bersama dan mereka adalah merupakan pemiliknya.



4. Persekutuan Firma adalah persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang dikelola dan dimiliki secara bersama-sama.


5. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan atas azaz kekeluargaan.
Modal koperasi berasal dari:
1. Simpanan pokok adalah simpanan yang dibayarkan sekali selama menjadi anggota koperasi dan besarnya sama berdasarkan musyawarah bersama.
2. Simpanan wajib simpanan yang dibayarkan secara kontinyu/setiap bulan yang besarnya adalah sama
3. Simpanan suka rela ialah simpanan para anggota yang jumlahnya tergantung pada anggota .
No Badan Usaha Kebaikan Keburukan
1 PT Kelangsungan hidup lebih terjamin biaya pendirian lebih mahal
Tanggungjawab terbatas Kurang komunikasi antara pemegang saham
Pengelolaan usaha lebih efisien Organisasi dan manajemennya lebih komplek sehingga operasional mahal
Ketersediaan modal lebih besar
Saham dapat diperjual belikanbiaya pendirian lebih mahal
Kurang komunikasiantara pemegang saham
2 CV Pendirian mudah Sukar menarik kembali investasinya
Modal yang dikumpulkan lebih banyak Tanggungjawab tak terbatas kelangsungan hidup perusahaan
Manajemen perusahaan dapat diferifikasi Harus membayar bunga modal ke sekutu
Kesempatan berkembang lebih besar
Kemampuan memperoleh kredit lebih besar
3 firma Prosedur pendirian mudah Hutang perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi
Sadar terhadap pembagian kerja Akibat tindakan seseorang anggota firma akan menyerahkan terlibatnya anggota lain
Kebutuhan modal mudah dipenuhi Kemungkinan timbul perselisihan antara pendiri
Resiko kerugian dibagi beberapa anggota Kesatuan pendapat sulit dicapai
Koperasi dapat dibedakan menjadi:
1. koperasi produksi ialah koperasi yang menampung hasil produksi para anggotanya, dengan catatan akan menjual dan memberikan keuntungan pada produsen (para anggota koperasi.
2. koperasi konsumsi ialah koperasi yang menyediakan keperluan sehari-hari bagi para anggota, dimana anggota dapat membeli barang-barang di keperasi.
3. koperasi kredit ialah koperasi yang memberikan pinjaman kepada para anggotanya dimana dana yang dipinjamkan dapat berasal dari simpanan anggota.
JOB DISCRIPTION (URAIAN TUGAS)
Ialah suatu aturan yang dibuat dan bertujuan untuk memperjelas dan memperlancar dalam melaksanakan kegiatan/aktivitas kerja, agar tidak terjadi benturan, kesimpangsiuran dan ketidakaturan kerja.
Contoh job description:
1. Tugas Manager Produksi:
a. Membuat rencana produk yang akan dibuat
b. Membagi tugas menurut pekerjaan masing-masing
c. Mengawasi pekerjaan para pekerja di bawahnya
d. Mengumpulkan hasil pekerjaan
e. Memisahkan hasil pekerjaan yang dipakai dan yang tidak dipakai

f. Mengepak/mengemas barang yang siap dipasarkan

2. Tugas manager pemasaran:
a. Melihat tempat yang sesuai dengan selera pasar
b. Menginventarisasi tempat yang sesuai dengan selera pasar
c. Menetapkan salesman yang tepat untuk pemasaran
d. Menetapkan harga produk yang tepat
e. Menetapkan cara/metode pemasaran yang tepat
f. Memperluas jangkauan promosi serta memenangkan persaingan.


3. Tugas manager keuangan:
a. Membagi tugas kepada bawahannya
b. Menertibkan administrasi keuangan
c. Mengatur keluar masuknya keuangan
d. Memberikan uang keluar menurut skala prioritas
e. Bersama dengan direktur menetapkan gaji
f. Setiap kegiatan keuangan harus selalu berorientasi laba
g. Menggaji karyawan/pimpinan setiap awal bulan.


4. Tugas direktur perusahaan:
a. Bertanggungjawab terhadap segala sesuatu baik tentang keberhasilan maupun resiko perusahaan
b. Berupaya agar perusahaan terus berkembang maju dan selalu menang dalam persaingan.



sumber   :    http://sumarsonoyappi.wordpress.com/2008/07/25/organisasi-usaha/

Rencana Usaha


I. PENDAHULUAN

Jika kita seorang pemilik bisnis atau akan memasuki bisnis untuk pertama kali, kita harus menyusun suatu rencana bisnis. Apakah hal tersebut untuk menaikkan dan memperoleh tambahan modal atau untuk suatu fokus bisnis yang lebih jelas. Suatu rencana bisnis sama pentingnya dengan sebuah peta bagi pencari harta karun. Jalur menuju tujuan akhir anda mempunyai suatu urutan-urutan yang logis, suatu peta yang baik akan dengan mudah menghantarkan kita untuk sampai ke sasaran. Setiap bisnis akan mempunyai perbedaan dan situasi yang muncul pada masa kini sangatlah bervariasi, namun untuk menyusun sebuah rencana bisnis, peraturan-peraturan dan pola-pola tertentu harus diikuti. "SEORANG PEMILIK BISNIS YANG GAGAL MEMBUAT RENCANA BERARTI TELAH MERENCANAKAN KEGAGALAN "

II. RENCANA BISNIS

2.1. PUTUSKAN PILIHAN BISNIS ANDA 

Dalam melakukan pilihan bisnis sangat tergantung pada beberapa faktor yakni: Berapa banyak uang yang harus diinvestasikan. Bisakah kita menarik investor lainnya untuk ikut dalam bisnis yang akan kita usahakan. Berapa laba yang diharapkan. Apa keahlian yang kita miliki. Apa yang paling ingin kita lakukan. Apakah kita mau bekerja lebih keras dan lebih lama.
2.1.1. Mulai Dengan Mengumpulkan Informasi 
Berbagai sumber informasi yang penting. Kamar Dagang dan Industri. Pameran dagang. Pertemuan jaringan local. Media Masa ( koran, tabloid, majalah, TV, Internet) Kedutaan dan lainnya.
2.1.2 Defenisikan Bisnis 
Tulislah sebuah pernyataan misi sebanyak lima puluh kata atau kurang yang menggaris-besarkan apa yang akan kita jual, kepada siapa dan apa yang akan membuat bisnis kita berbeda.
2.1.3 Tentukan Nama Bisnis 
Nama mencerminkan harapan jadi jagalah nama tersebut tetap sederhana dan deskriptif. Buatlah nama tersebut berbeda dan dapat langsung dikenal dan hindari kata yang berlebihan dan kata sifat yang terlalu panjang. Nama bisnis seharusnya menjadi seperti sebuah judul dalam sebuah artikel. Uraikan siapa kitaa dan apa yang kita lakukan dalam nama tersebut, jangan membuat calon pelanggan kita menebak-nebak apa yang sedang kita lakukan.Misalnya "Bakso Malang" memberikan hasil yang jauh lebih efektif dari pada "Makanan Malang". 
2.2 TUJUAN MENYUSUN RENCANA BISNIS 
Rencana bisnis kita adalah jantung dan jiwa operasi dan perangkat dokumen yang paling penting yang akan kita berikan kepada setiap lembaga peminjam dana atau investor potensial.
Rencana bisnis menjelaskan semua pendanaan yang diperlukan dan memberikan informasi pendahuluan tentang usaha kita kepada para lembaga peminjam dan investor. Gunakan rencana bisnis untuk berbagai tujuan penting sebagai berikut ;

1. Memegang kendali atas kehidupan wirausaha kita. Rencana bisnis merupakan bukti dari inisiatif kita, karena menunjukkan bahwa kita mempunyai disiplin untuk memfokuskan energi, pikiran pada suatu proyek penting dan memahami bagaimana cara mencapai kemajuan dan pertumbuhan, menyelesaikan maslah yang menghadang ditengah jalan dan mencapai sasaran-sasaran tertinggi.
2. Sebagai gambar sebuah cetak biru utama. Rencana bisnis bagi wirausaha sama dengan gambar arsitektur detail bagi pembangunan gedung. Rencana bisnis menentukan detail-detail yang akan digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan kita.
3. Sebagai alat komunikasi terhadap rencana utama. Rencana bisnis adalah sebuah pernyataan tentang tujuan yang akan memungkinkan kita menyampaikan kepada para kolega suatu agenda langkah demi langkah untuk mencapai sasaran.
4. Dapat digunakan untuk menarik uang ke proyek.

Pemasok modal potensial dan sumber pendanaan, investor


sumber     :  http://ragambudaya.blogspot.com/2009/03/penyusunan-rencana-usaha.html